Dampak psikologis anak terutama kecerdasan dan emosinya ternyata lebih baik disaat mereka sering berinteraksi dengan lingkungan hijau. Di ruang terbuka hijau itu, si anak bermain memenuhi kebutuhan mengembangkan diri dan kepribadiannya.
“Secara psychology of color saja, warna hijau membuat perasaan lebih senang, tenang, mudah meredam emosi yang buruk,” ujar Yati Utoyo Lubis, seorang pengusung konsep green psychologist.
Intinya adalah bagaimana si anak bermain di ruang terbuka hijau. Ketika anak sudah mulai belajar berjalan, tidak ada salahnya mengajak bermain di halaman. Biarkan anak itu merasakan rumput hijau di kakinya. Atau sesekali membiarkannya bermain di lumpur, agar merasakan dinginnya lumpur.
“Banyak orang tua kuatir bila anaknya bermain di halaman menjadi kotor. Padahal hal tersebut perlu untuk menjaga imunitasnya. Hal itu sekaligus mengenalkan anak pada lingkungan hijau,” tuturnya. Ia menghimbau orang tua tidak mengkuatirkan kondisi tersebut. Justru dengan anak bermain di halaman, orang tua bisa mengajarkan anak cuci tangan setelah beraktivitas, dalam hal ini bermain.
Lalu, bagaimana dengan situasi kawasan atau rumah yang minim ruang terbuka hijau? Yati tidak mau menyimpulkan ada dampak negatif bagi si anak bila tidak bermain di lingkungan hijau. Tapi memang menurutnya, tempat yang sesak dan sempit itu tidak bagus untuk perkembangan anak, terutama emosinya.
“Kawasan padat penduduk dan tempat bermain yang kecil, membuat emosi dan kecerdasan anak seakan terkungkung dalam lingkungan sempit tersebut. Hal berbeda tampak terlihat pada anak-anak yang punya ruang cukup luas beraktivitas dan bermain di ruang terbuka hijau. Anak-anak dari kawasan padat itu butuh tempat luas, hijau dan menyenangkan,“ paparnya.
Sempitnya ruang hijau di sekitar anak-anak itu seharusnya bisa memberi inisiatif orang tua tetap menghadirkan nuansa hijau pada anak. Caranya beragam, bisa dengan membawa anak bermain ke tempat menyenangkan seperti taman hijau yang ada rumput dan pepohonan.
Atau kalau memang tidak ada ruang terbuka hijau di sekitar rumah, orang tua bisa menghadirkannya itu di rumah. Yati menuturkan orang tua bisa membuat taman hijau, pohon-pohon gantung, dan sebagainya. Ia mengharapkan keterbatasan lahan tidak menutup harapan anak memperoleh ruang hijau yang menyenangkan baginya.
“Sebenarnya green psychology itu berusaha menyadarkan bahwa perbuatan manusia akan berdampak pada lingkungannya. Dan juga kebalikannya, perubahan pada lingkungan akan berpengaruh pada manusianya,” imbuhnya.
Sehingga dengan tetap menghadirkan unsur hijau dalam permainan meskipun kecil, itu bisa mengajarkan si anak pada dampak perbuatannya pada lingkungan, dan dampak lingkungan pada dirinya. Bila itu sudah tertanam dengan baik, maka kecintaan anak pada lingkungan akan memicu emosi dan kecerdasannya lebih baik.
Selain itu, ada pula perilaku-perilaku yang harus dicontohkan kepada anak. Misalnya, kalau mencari hiburan, jangan melulu ke mal, tapi pergilah ke tempat lainnya yang memberi pelajaran tentang lingkungan, seperti taman hijau, pantai, dan pegunungan.
“Saya senang sekali Pemerintah Daerah DKI menghidupkan kembali taman-taman di kelurahan,” tuturnya.
BAGAIMANA CARANYA..?
· Mengurangi Polusi
Kita sering mencemari udara dan air. Membakar sampah dan emisi gas buang kendaraan bermotor merupakan sumber pencemaran udara dan ini meningkatkan masalah efek rumah kaca bumi kita (mempengaruhi dan merusak lapisan ozone yang melindungi kita/sebagai filter dari panas sinar ultraviolet sinar matahari).
jangan membakar sampah daun-dauanan, dibikin menjadi kompos saja mereka, yang selanjutnya dapat kita pakai pupuk tersebut untuk tanaman yang kita pelihara..
Membuang sisa dapur seperti minyak goreng dan lemak ke tanah, jangan ke saluran air atau toilet.
Gunakanlah transportasi umum. Dengan menggunakan sarana transportasi secara maksimal, diharapkan lalu lintas kendaraan di jalan raya menjadi minimal, dan ini berarti gas buang yang dikeluarkan oleh kendaraan menjadi berkurang seiring dengan berkuranya sumber gas buang tersebut..
Menanam pohon, karena salah satu fungsi pohon ini adalah daun-daunnya menyerap karbondioksida (seperti dari gas buang kendaraan, pembakaran sampah, dan sebagainya) dan mengeluarkan oksigen yang berguna bagi kita..
· Hemat Energi
Energi adalah sangat penting baik itu untuk tanaman, binatang maupun manusia untuk kelangsungan hidupnya. Matahari dan bahan bakar fosil adalah sumber utama energi. Gas yang terbuang dari pembakaran bahan bakar dari fosil mencemari udara. Hemat energi hari ini berarti nilai yang didapat dari sumber daya akan lebih panjang.
1 Matikan lampu, kipas angin, TV, radio ketika kita tidak menggunakan lagi.
2 Membaca di dekat jendela bila memungkinkan ; agar cahaya masuk dan memungkinkan untuk membaca dengan jelas.
3 Gunakan pakaian yang ramah lingkungan.
· Hemat Air
Segala kehidupan di muka bumi ini sangat membutuhkan air. Air bersih adalah yang terutama. Hanya satu persen saja dari seluruh jumlah air di permukaan bumi ini yang dapat digunakan untuk dikonsumsi. Hemat air berarti juga hemat uang ; dan kadang membutuhkan pembabatan hutan yang cukup luas hanya untuk membangun sebuah dam.
1.Jangan membuang-buang air ; gunakan setelan kran yang sedang saja dan matikan/tutup rapat bila selesai digunakan.
2.Gunakan ulang sisa air untuk menyiram tanaman di kebun/halaman.
3.Kumpulkan air hujan dalam wadah bila memungkinkan, gunakan untuk keperluan lain nantinya seperti mencuci, mengepel dan lain-lain.
· Menanam Pohon
Tanaman menyerap karbon doksida, menproduksi oksigen, untuk tempat berteduh, menghasilkan kayu, buah-buahan, bunga dan rumah untuk binatang. Tanaman membuat sekolah terlihat lebih asri dan bertindak sebagai benteng dari suara bising dan debu. Mereka membantu membikin udara jadi bersih dan segar.
1.Tanamlah tanaman lokal di sekitar kita ; tanaman langka yang ada di Yogyakarta.
2.Carilah saran yang terbaik untuk menanam pohon yang tepat di lokasi yang tepat pula.
· Membuang Sampah
Sampah adalah barang-barang yang biasanya dibuang orang-orang karena dianggap tidak dapat dipakai lagi fungsinya. Banyak barang yang sebenarnya masih bisa didaur ulang atau digunakan ulang (re-use). Mengurangi sampah berarti membantu meringankan beban TPA menampung sampah dan membantu menhemat sumber daya alam agar dapat digunakan secara berkelanjutan untuk generasi mendatang.
1.Jangan membeli secara berlebihan produk-produk dalam kemasan.
2.Pilah dan jual barang-barang yang bisa didaur ulang seperti kaleng, botol dan kertas.
3.Jangan bakar sampah organik ( dedauan, sisa dapur, sayuran, dan lain-lain ). Mulailah untuk membuat pos kecil untuk komposting ; kumpulkan seluruh sampah organik dan timbun di dalam lubang di tanah.
4.Sediakan tempat untuk memilah barang jadi 3 bagian : satu untuk barang recycle, satu untuk barang re-use, satu untuk yang komposting. Atau untuk lebih sederhana dahulu, pisahkan dalam sampah organik (dapat dijadikan kompos) dan sampah non-organik (seperti plastik, kaca, dll)
“Secara psychology of color saja, warna hijau membuat perasaan lebih senang, tenang, mudah meredam emosi yang buruk,” ujar Yati Utoyo Lubis, seorang pengusung konsep green psychologist.
Intinya adalah bagaimana si anak bermain di ruang terbuka hijau. Ketika anak sudah mulai belajar berjalan, tidak ada salahnya mengajak bermain di halaman. Biarkan anak itu merasakan rumput hijau di kakinya. Atau sesekali membiarkannya bermain di lumpur, agar merasakan dinginnya lumpur.
“Banyak orang tua kuatir bila anaknya bermain di halaman menjadi kotor. Padahal hal tersebut perlu untuk menjaga imunitasnya. Hal itu sekaligus mengenalkan anak pada lingkungan hijau,” tuturnya. Ia menghimbau orang tua tidak mengkuatirkan kondisi tersebut. Justru dengan anak bermain di halaman, orang tua bisa mengajarkan anak cuci tangan setelah beraktivitas, dalam hal ini bermain.
Lalu, bagaimana dengan situasi kawasan atau rumah yang minim ruang terbuka hijau? Yati tidak mau menyimpulkan ada dampak negatif bagi si anak bila tidak bermain di lingkungan hijau. Tapi memang menurutnya, tempat yang sesak dan sempit itu tidak bagus untuk perkembangan anak, terutama emosinya.
“Kawasan padat penduduk dan tempat bermain yang kecil, membuat emosi dan kecerdasan anak seakan terkungkung dalam lingkungan sempit tersebut. Hal berbeda tampak terlihat pada anak-anak yang punya ruang cukup luas beraktivitas dan bermain di ruang terbuka hijau. Anak-anak dari kawasan padat itu butuh tempat luas, hijau dan menyenangkan,“ paparnya.
Sempitnya ruang hijau di sekitar anak-anak itu seharusnya bisa memberi inisiatif orang tua tetap menghadirkan nuansa hijau pada anak. Caranya beragam, bisa dengan membawa anak bermain ke tempat menyenangkan seperti taman hijau yang ada rumput dan pepohonan.
Atau kalau memang tidak ada ruang terbuka hijau di sekitar rumah, orang tua bisa menghadirkannya itu di rumah. Yati menuturkan orang tua bisa membuat taman hijau, pohon-pohon gantung, dan sebagainya. Ia mengharapkan keterbatasan lahan tidak menutup harapan anak memperoleh ruang hijau yang menyenangkan baginya.
“Sebenarnya green psychology itu berusaha menyadarkan bahwa perbuatan manusia akan berdampak pada lingkungannya. Dan juga kebalikannya, perubahan pada lingkungan akan berpengaruh pada manusianya,” imbuhnya.
Sehingga dengan tetap menghadirkan unsur hijau dalam permainan meskipun kecil, itu bisa mengajarkan si anak pada dampak perbuatannya pada lingkungan, dan dampak lingkungan pada dirinya. Bila itu sudah tertanam dengan baik, maka kecintaan anak pada lingkungan akan memicu emosi dan kecerdasannya lebih baik.
Selain itu, ada pula perilaku-perilaku yang harus dicontohkan kepada anak. Misalnya, kalau mencari hiburan, jangan melulu ke mal, tapi pergilah ke tempat lainnya yang memberi pelajaran tentang lingkungan, seperti taman hijau, pantai, dan pegunungan.
“Saya senang sekali Pemerintah Daerah DKI menghidupkan kembali taman-taman di kelurahan,” tuturnya.
BAGAIMANA CARANYA..?
· Mengurangi Polusi
Kita sering mencemari udara dan air. Membakar sampah dan emisi gas buang kendaraan bermotor merupakan sumber pencemaran udara dan ini meningkatkan masalah efek rumah kaca bumi kita (mempengaruhi dan merusak lapisan ozone yang melindungi kita/sebagai filter dari panas sinar ultraviolet sinar matahari).
jangan membakar sampah daun-dauanan, dibikin menjadi kompos saja mereka, yang selanjutnya dapat kita pakai pupuk tersebut untuk tanaman yang kita pelihara..
Membuang sisa dapur seperti minyak goreng dan lemak ke tanah, jangan ke saluran air atau toilet.
Gunakanlah transportasi umum. Dengan menggunakan sarana transportasi secara maksimal, diharapkan lalu lintas kendaraan di jalan raya menjadi minimal, dan ini berarti gas buang yang dikeluarkan oleh kendaraan menjadi berkurang seiring dengan berkuranya sumber gas buang tersebut..
Menanam pohon, karena salah satu fungsi pohon ini adalah daun-daunnya menyerap karbondioksida (seperti dari gas buang kendaraan, pembakaran sampah, dan sebagainya) dan mengeluarkan oksigen yang berguna bagi kita..
· Hemat Energi
Energi adalah sangat penting baik itu untuk tanaman, binatang maupun manusia untuk kelangsungan hidupnya. Matahari dan bahan bakar fosil adalah sumber utama energi. Gas yang terbuang dari pembakaran bahan bakar dari fosil mencemari udara. Hemat energi hari ini berarti nilai yang didapat dari sumber daya akan lebih panjang.
1 Matikan lampu, kipas angin, TV, radio ketika kita tidak menggunakan lagi.
2 Membaca di dekat jendela bila memungkinkan ; agar cahaya masuk dan memungkinkan untuk membaca dengan jelas.
3 Gunakan pakaian yang ramah lingkungan.
· Hemat Air
Segala kehidupan di muka bumi ini sangat membutuhkan air. Air bersih adalah yang terutama. Hanya satu persen saja dari seluruh jumlah air di permukaan bumi ini yang dapat digunakan untuk dikonsumsi. Hemat air berarti juga hemat uang ; dan kadang membutuhkan pembabatan hutan yang cukup luas hanya untuk membangun sebuah dam.
1.Jangan membuang-buang air ; gunakan setelan kran yang sedang saja dan matikan/tutup rapat bila selesai digunakan.
2.Gunakan ulang sisa air untuk menyiram tanaman di kebun/halaman.
3.Kumpulkan air hujan dalam wadah bila memungkinkan, gunakan untuk keperluan lain nantinya seperti mencuci, mengepel dan lain-lain.
· Menanam Pohon
Tanaman menyerap karbon doksida, menproduksi oksigen, untuk tempat berteduh, menghasilkan kayu, buah-buahan, bunga dan rumah untuk binatang. Tanaman membuat sekolah terlihat lebih asri dan bertindak sebagai benteng dari suara bising dan debu. Mereka membantu membikin udara jadi bersih dan segar.
1.Tanamlah tanaman lokal di sekitar kita ; tanaman langka yang ada di Yogyakarta.
2.Carilah saran yang terbaik untuk menanam pohon yang tepat di lokasi yang tepat pula.
· Membuang Sampah
Sampah adalah barang-barang yang biasanya dibuang orang-orang karena dianggap tidak dapat dipakai lagi fungsinya. Banyak barang yang sebenarnya masih bisa didaur ulang atau digunakan ulang (re-use). Mengurangi sampah berarti membantu meringankan beban TPA menampung sampah dan membantu menhemat sumber daya alam agar dapat digunakan secara berkelanjutan untuk generasi mendatang.
1.Jangan membeli secara berlebihan produk-produk dalam kemasan.
2.Pilah dan jual barang-barang yang bisa didaur ulang seperti kaleng, botol dan kertas.
3.Jangan bakar sampah organik ( dedauan, sisa dapur, sayuran, dan lain-lain ). Mulailah untuk membuat pos kecil untuk komposting ; kumpulkan seluruh sampah organik dan timbun di dalam lubang di tanah.
4.Sediakan tempat untuk memilah barang jadi 3 bagian : satu untuk barang recycle, satu untuk barang re-use, satu untuk yang komposting. Atau untuk lebih sederhana dahulu, pisahkan dalam sampah organik (dapat dijadikan kompos) dan sampah non-organik (seperti plastik, kaca, dll)